OLEH : Bapak Hary, Dosen FISIP UNIVERSITAS JEMBER
Teori pertumbuhan ekonomi mebicarakan faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor-faktor tersebut beraneka ragam
sehingga banyak pula teori pertumbuhan ekonomi yang bermunculan. Dalam
pembicaraan selanjutnya akan dibahas beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh para ahli dan penulis yang berbeda. Toeri pertumbuhan ekonomi
dapat dibagi atas teori yang bersifat analitis dan yang bersifat historis.
Mazhab analitis menekankan pada teori tentang sebab akibat terjadinya
pertumbuhan ekonomi, sedangkan mazhab historis menekankan pada tahapan-tahapan
yang dilalui dalam pertumbuhan ekonomi. Pembagian lain dapat juga dilakukan
berdasarkan waktu munculnya teori tersebut, misalnya teori klasik dan modern. Dalam pembahasan berikut ini, teori-teori
itu kita bicarakan secara campuran.
1. HISTORIS
Beberapa penulis mengemukakan teori pertumbuhan
berdasarkan tahapan yang dicapai oleh suatu masyarakat.
a. Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher
Karl Bucher membagi
pertumbuhan ekonomi menurut jarak yang ditempuh oleh alat pemuas kebutuhan,
yaitu dari produsen sampai ke konsumen. Masyarakat dilihat sebagai satu
kesatuan rumah tangga, baik sebagai rumah tangga produsen maupun rumah tangga
sebagai konsumen. Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher sebagai berikut :
1. Rumah tangga tertutup
Rumah tangga
tertutup merupakan satu kesatuan keluarga yang terdiri atas beberapa orang dan
tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang atau rumah tangga lain diluar
lingkungannya. Contoh rumah tangga
tertutup terdapat pada suku-suku terasing di pedalaman Kalimantan dan Irian
Jaya. Menurut Karl Bucher, rumah tangga tertutup ini berlangsung sampai lebih
kurang tahun 1000.
2. Rumah tangga kota
Rumah tangga
tertutup semakin lama semakin besar dan mulai menjalin hubungan dengan rumah
tangga tertutup lainnya, sehingga rumah tangga ini menjadi lebih terbuka. Pada
rumah tangga kota,
alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat (rumah tangga)
tidak lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Barang-barang yang dihasilkan masing-masing rumah
tangga mulai saling dipertukarkan. Hubungan antara satu rumah tangg dengan
rumah tangga lainnya menjadi semakin beraneka ragam. Masing-masing rumah tangga
itu semakin maju dan melahirkan sebuah tatanan masyarakat baru, yang dalam
perkembangan selanjutnya akan membentuk rumah tangga kota.
3. Rumah tangga bangsa
Adanya hubungan antara kota dan kota lainnya
menyebabkan timbulnya rumah tangga bangsa. Rumah tangga bangsa merupakan satu kesatuan ekonomi
yang meliputi suatu negara. Hubungan
kota dengan kota diperlancar dengan semakin baiknya sarana dan prasarana
perhubungan dan keamanan. Alat-alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan semakin
beraneka ragam dan dalam jumlah yang semakin banyak, baik jenis maupun
jumlahnya ini, maka muncullah perusahaan-perusahaan.
4. Rumah tangga dunia
Kemajuan yang dicapai oleh suatu rumah tangga
bangsa berbeda dengan rumah tangga bangsa lainnya, baik dalam teknologi produksi,
efisiensi, jenis maupun jumlah barang. Akibatnya, barang-barang yang dihasilkan
oleh suatu rumah tangga bangsa mulai mengalir ke rumah tangga bangsa lainnya
sehingga daerah-daerah pemasaran yang baru, karena kelebihan produksi, tidak
lagi dapat mengkonsumsikan sendiri. Dalam masa inilah dikenal adanya
perdagangan internasional.
b. Pertumbuhan ekonomi menurut Friedrich List
Friedrich List membagi pertumbuhan ekonomi
masyarakat berdasarkan teknik produksi. Teknik produksi merupakan peralatan dan
tara cara yang digunakan untuk menghasilkan alat pemuas kebutuhan.
Tingkat-tingkat pertumbuhan tersebut yakni sebagai berikut :
1.
masa berburu dan mengembara,
2.
masa beternak dan bertani,
3.
masa pertanian dan kerajinan, dan
4.
masa kerajinan/industri dan masa perniagaan
Pada masa
berburu dan mengembara, masyarakat menghasilkan alat pemuas kebutuhan dengan
mengambil hasil-hasil alam tanpa pengolahan terlebih dahulu. Penduduk tinggal
pada tempat-tempat yang berpindah-pindah. Namun, akibat pertambahan penduduk
dan kesulitan-kesulitan yang dialami, lama kelamaan penduduk mulai mendiami
suatu tempat secara tetap. Alat pemuas kebutuhan tidak lagi diharapkan
semata-semata dari hasil-hasil alam tetapi mulai dilakukan pengolahan alam
dengan bertani memeliharan ternak dan bercocok tanam. Pengolahan alam dengan
cara beternak dan bercocok tanam lambat laun juga berkembang menjadi pengolahan
yang lebih luas seperti kerajinan dan industri. Pada masa ini produksi tidak lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
sendiri, tetapi mulai untuk kepentingan pasar.
c. Pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart
Werner Sombart
mebagi pertumbuhan ekonomi maasyarakat berdasarkan susunan organisasi dan
ideologi masyarakat. Pembagian tingkat-tingkat pertumbuhan tersebut yakni
sebagai berikut :
1. Zaman perekonomian tertutup
Pada masa ini pengadaan alat-alat pemuas kebutuhan
semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pertukaran barang dengan masyaraka tertutup
lainnya sama sekali tidak dikenal. Mereka juga tidak mau menerima orang
lain diluar kelompoknya.
2. Zaman kerajinan dan pertukangan
Pertambahan penduduk
yang semakin banyak serta kemajuan dalam peradaban masyarakat, menyebabkan
timbulnya kebutuhan-kebutuhan yang semakin beraneka ragam, dan kebutuhan ini
tidak lagi dapat dipenuhi sendiri. Oleh
karena itu mulailah muncul pembagian kerja berdasarkan keahlian masing-masing.
Hasil produksi dan keahlian ini mulai saling dipertukarka. Namun hubungan
pertukaran ini semata-mata masih untuk saling memenuhi kebutuhan dan bukan
untuk mencari keuntungan. Hubungan orang dengan orang lain masih bersifat
kekeluargaan, bersifat saling membantu dan melengkapi.
3. Zaman Kapitalis
Pada zaman ini
mulailah muncul perusahaan-perusahaan yang menghimpun berbagai nkeahlian dalam
masyarakat. Hubungan individu tidak lagi didasarkan pada kekeluargaan, tetapi
berubah menjadi hubungan antara pemilik modal dengan para pekerja yang menjual
tenaga dan keahliannya. Produksi tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan
semata-mata, tetapi berubah menjadi pencarian keuntungan. Oleh karena itu, struktur masyarakat berubah
sesuai dengan kepemilikan modal (kapital), misalnya majikan dan buruh. Karena
segala aktivitasnya didasarkan pada faktor modal atau kepital, zaman ini
kemudian dikenal dengan nama zaman Kapitalis. Pada zaman kapitalis ini
juga terjadi tingkatan-tingkatan, yaitu :
a.
Zaman Kapitalis Purba
b.
Zaman Kapitalis Madya
c.
Zaman Kapitalis Raya
d.
Zaman Kapitalis Akhir (zaman Sosialisme)
a. Zaman Kapitalis Purba (Pra Kapitalis)
Pada zaman ini,
aktivitas hidup manusia sebagian besar
ditujukan untuk mencari nafkah. Pola kehidupan manusia berbentuk kelompok-kelompok
sehingga keterikatan seorang individu terhadap kelompok amat kuat. Seseorang rela mengorbankan apa saja demi
kepentingan kelompok. Sebaliksnya, dengan kelompok lain mereka sangat tertutup.
Motivasi untuk mencari keuntungan pada zaman ini belum dikenal. Dengan kata
lain, pada zaman kapitalis purba kehidupan masyarakat ditandai dengan ciri-ciri
:
1. kehidupan perekonomian hanya untuk
mendapatkan nafkah semata-mata
2. keterikatan antar individu dalam kelompok
sangat kuat, dan
3.
kehidupan perekonomian bersifat statis
b. Zaman Kapitalis Madya (Kapitalis Menengah)
Manusia, pada
zaman Kapitalis Madya, sudah mulai mengenal arti keuntungan, sehingga
kelompok-kelompok masyarakat sudah mulai mengejar keuntungan dalam aktivitas
hidupnya. Kelompok pencari keuntungan itu disebut Kaum Kapitalis (pemilik
modal), sedangkan kelompok yang lain disebut Kaum Pekerja atau Kaum Buruh.
Hubungan antar kedua kelompok itu memang terjalin, tetapi tujuannya sudah bukan
untuk kepentingan bersama seperti zaman sebelumnya, melainkan untuk mencari
keuntungan bagi kaum kapitalis. Oleh karena itu, hubungan mereka pun mau tidak
mau mulai merenggang. Dengan kata lain, zaman kapitalis madya yang berlangsung
dalam kurun waktu antara abad ke 16-18, ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
kegiatan perekonomian mengejar keuntungan
2. hubungan antar individu mulai longgar,
3.
kehidupan perekonomian bersifat dinamis
c.
Zaman Kapitalis Raya (Kapitalis
Tinggi)
Zaman Kapitalis Raya ini
berlangsung sekitar abad 18. Pada zaman ini mengejar keuntungan merupakan faktor
terpenting dalam setiap kegiatan ekonomi. Karena semua mengejar keuntungan,
persaingan pun berkembang ke arah yang tidak wajar, akibatnya kaum kapitalis
merajalela dan kaum pekerja tertindas. Dengan kata lain, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Singkatnya zaman kapitalis raya ini ditandai
dengan ciri-ciri :
1.
timbulnya persaingan tidak wajar
2.
timbulnya monopoli
3. timbulnya penindasan terhadap para buruh
oleh majikan
d. Zaman Kapitalisme Akhir (Sosialisme)
Akibat buruk
yang ditimbulkan pada zaman Kapitalisme Raya menyebabkan timbulnya kebencian
masyarakat terhadap para kapitalis (pemilik modal) dan dan bahkan masyarakat
berkeinginan untuk melenyapkannya.
Berkat
perencanaan yang matang, perubahan yang diinginkan oleh masyarakat itu akhirnya
terwujud juga. Zaman kapitalis raya surut dan lahirlah zaman Sosialisme. Pada
zaman ini segala aktifitas perekonomian tersentralisasi pada pemerintah. Dengan
kata lain, setiap kegiatan perekonomian diatur oleh pemerintah. Zaman ini
ditandai oleh ciri-ciri :
1.
keinginan untuk mencapai kesejahteraan bersama
2.
terdesak para kaum kapitalis
3.
dominannya pemerintah dalam kehidupan perekonomian
2. TEORI PERTUMBUHAN KLASIK DAN NEOKLASIK
a. Teori pertumbuhan Adam Smith
Teori
pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith berkaitan dengan dua unsur pertumbuhan,
yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan output
dipengaruhi oleh tiga unsur pokok yaitu :
1.
sumber-sumber alam
2.
sumber-sumber tenaga kerja (jumlah penduduk)
3.
jumlah modal
Menurut Adam
Smith, sumber-sumber alam jumlahnya terbatas, sehingga pertumbuhan ekonomi
dibatasi oleh batas maksimal dari sumber alam tersebut. Untuk tercapainya
pertumbuhan output, sumber alam ini harus dimanfaatkan oleh tenaga kerja dan
modal yang ada. Namun penduduk merupakan unsur yang pasif dalam proses
pertumbuhan. Menurut Adam Smith, penduduk akan bertambah jika kebutuhan tenaga
kerja bertambahdan tingkat upah yang diterima oleh tenaga kerja itu lebih dari
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saja (tingkat upah subsistensi). Oleh karena itu, peranan terbesar dalam
pertumbuhan ekonomi yakni modal.
Tenaga kerja harus berspesialisasi dan harus
dilakukan. Spesialisasi semakin tinggi jika jumlah modal semakin banyak, dan
output pun semakin tinggi pula. Misalnya, dengan adanya mesin-mesin, tenaga
kerja dapat dispesialisasikan sesuai dengan kemampuannya untuk menggunakan
mesin-mesin tersebut, dan itu berarti akan mempertinggi hasil.Sedangkan modal
semakin tinggi jika pasar semakin luas, dan tingkat keuntungan yang diperoleh
semakin tinggi. Namun pertumbuhan ini akan macet (stationer) jika sumber-sumber
alam yang ada telah digunakan secara maksimal dan yang tersisa hanya mencukupi
kebutuhan penduduk saja, sehingga keuntungan tidak lagi ada. Oleh karena itu,
modal dan output tidak lagi tumbuh, artinya jumlah penduduk yang lahir sama
dengan jumlah penduduk yang meninggal.
Secara garis besar, teori pertumbuhan ekonomi Adam
Smith dapat dirumuskan sebagai berikut : pertumbuhan output akan terjadi jika
jumlah modal semakin besar dan terjadi spesialisasi dan pembagian kerja.
Spesialisasi dipertinggi karena semakin tingginya modal. Modal semakin tinggi
jika tingkat keuntungan semakin besar yang dapat dicapai dengan memperluas
pasar. Perluasan pasar terjadi jika tingkat upah meningkat dan pertumbuhan
penduduk semakin besar. Pada suatu ketika, pertumbuhan ekonomi akan mandeg jika
output yang ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk saja, sehingga
tidak lagi diperoleh keuntungan.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo
Dalam
mempelajari teori pertumbuhan ekonomi Ricardo, ingatlah kembali bekerjanya “The
Law of DeminishingReturn”. Teori
pertumbuhan ekonomi Ricardo ini secara garis besar tidak berbeda dengan teori
pertumbuhan Adam Smith. Perbedannya terletak pada penggunaan alat analis
mengenai distribusi pendapatan dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan
penempatan peranan sektor pertanian yang lebih jelas.
Ciri-ciri perekonomian menurut Ricardo
sebagai berikut :
1.
tanah terbatas jumlahnya
2.
tenaga kerja berubah (bertambah atau berkurang) sesuai
dengan perubahan tingkat upah minimal, atau yang sering disebut tingkat upah
alamiah
3.
akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang
diperoleh oleh pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang
diperlukan untuk menarik mereka untuk melakukan penanaman modal
4.
kemajuan teknologi terjadi terus menerus dari waktu ke
waktu
5.
sektor pertanian dominan
Karena
keterbatasan tanah, pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan menyebabkan produk
marginalnya semakin turun. Akibatny, upah juga menjadi turun. Tenaga kerja akan
terus bertambah jika penurunan upah tersebut belum mencapai tingkat upah
alamiah. Tingkat upah alamiah adalah tingkat upah yang hanya cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup saja. Jika upah sudah
berada di bawah tingkat upah alamiah, maka penduduk tidak akan bertambah lagi,
bahkan menurun.
Akumulasi
modal dan teknologi, menurut David Ricardo, berguna untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, artinya bisa memperlambat bekerjanya “The Law of
Deminishing Return”, sehingga juga memperlambat penurunan tingkat upah. Dengan
demikian, pertumbuhan akan terjadi jika terjadi akumulasi modal secara
terus-menerus dan terjadi kemajuan teknologi yang terus menerus pula. Teknologi
hanya bisa diperoleh dengan adanya akumulasi modal. Namun pada suatu ketika
pertumbuhan ini akan mandeg akibat terbatasnya sumber-sumber alam.
Situasi
mandeg (stationer) seperti itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
tingkat output konstan (berhenti berkembang);
2.
jumlah penduduk konstan;
3. pendapatan per kapita konstan (akibat
jumlah penduduk dan output yang konstan);
4. tingkat upah berada pada tingkat upah
“alamiah”;
5. tingkat keuntungan berada pada tingkat
keuntungan minimal;
6.
akumulasi modal berhenti;
7.
tingkat sewa tanah maksimal
c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Harrod (1939) dan Domar (1947) membahas tentang
peranan investasi dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut
Harrod-Domar pengeluaran investasi mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan
juga terhadap penawaran. Investasi dalam jangka panjang akan menambah stok
kapital, misalnya pabruk, jalan dan sebagainya. Teori Harrod-Domar ini
merupakan perkembangan dari teori Keyness. Keyness berpendapat bahwa investasi
mempengaruhi permintaan, tetapi tidak mempengaruhi penawaran.
Menurut Harrod-Domar setiap pertambahan stok modal
melalui investasi masyarakat kan meningkatkan kemampuan (potensi) masyarakat
untuk menghasilkan output. Kemampuan menghasilkan output disebut output
potensial. Output potensial tidak sama dengan output yanbenar-benar
diproduksikan. Output yamng diproduksi akan tergantung pada permintaan. Jika
permintaan lemah, output yang diproduksi akan lebih rendah daripada output
potensial. Jika permintaan kuat, output yang diproduksi akan mendekati atau
sama dengan output potensial. Ini berarti seluruh kapasitas produksi
akan terpakai.
d. Teori Solow-Swan
Robert Solow dan
Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan yang mirip
dengan model Harrod-Domar. Tetapi, karena model yang dikembangkan olek kedua
orang tersebut sama, mam disebut teori Solow-Swan. Ada empat anggapan yang melandasi model
Solow-Swan, yaitu :
1.
tenaga kerja (jumlah penduduk) tumbuh dengan laju
tertentu;
2. ada kecenderungan menabung dari
masyarakat;
3.
seluruh tabungan masyarakat diinvestasikan;
4.
adanya fungsi produksi Q = f (K,L) yang berlaku bagi
setiap periode, artinya untuk menghasilkan suatu produksi dapat digunakan
berbagai kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja (L)
3. TEORI PERTUMBUHAN MENURUT ALIRAN BARU
Teori
pertumbuhan yang akan dibahas disini adalah teori pertumbuhan yang dikemukakan
oleh pemenang hadiah Nobel, W. W. Rostow.
Menurut Rostow proses pertumbuhan dapat dibedakan atas lima tahap dan setiap negara di dunia ini
dapat digolongkan ke dalam salah satu diantaranya. Tahap-tahap pertumbuhan
tersebut dikaji atas :
1.
masyarakat tradisional (the traditional society);
2.
prasyarat untuk lepas landas ( the preconditions for
take off);
3.
lepas landas (the take off)
4.
tingkat kematangan (maturity);
5.
masa konsumsi tinggi ( the age of high mass consumption)
Yang
dimaksud dengan masyarakat tradisional adalah mayarakat yang dalam kehidupannya
masih menggunakan cara-cara yang sangat sederhana (primitif), cara berpikirnya
tidak rasional, kebiasaan hidupnya didasarkan pada warisan dari nenek moyang . Oleh karena hal-hal tersebut, tingkat
produktivitas pun sangat terbatas. Dalam keadaan seperti itu Rostow
mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi akan menyebabkan terjadinya perubahan
segala aspek kehidupan mereka.
Pada
masa transisi :
1. Masyarakat mulai sadar terhadap pentingnya
pembangunan ekonomi
2.
Lebih
terbuka terhadap ide-ide baru demi kemajuan hidupnya. Masa itu disebut
sebagai masa peralihan atau prasyarat lepas landas.
3. Peranan ilmu pengetahuan pada masa itu
sudah mulai aktif.
Setingkat
diatas masa peralihan dinamakan masa lepas landas. Masa ini ditandai oleh adanya
:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat
2.
Industri dan jasa
3.
Pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal
Biasanya,
setelah industri berkembang dengan pesat, suatu negara mulai mapan kehidupan
ekonominya, artinya :
1.
Sifat
ketergantungan kepada negara lain telah dapat diatasi. Masa itu disebut
sebagai masa perekonomian yang matang.
2.
Negara yang telah matang kehidupan perekonomiannya
biasanya telah mampu memanfaatkan segala sumberdaya, baik alam maupun
manusiasecar maksimal. Masa ini juga ditandai dengan adanya kritik terhadap
berbagai hasil industrialiasi dan mulai menonjolkan peranan bidang jasa dalam
kehidupan ekonominya.
Tahap
akhir menurut pandangan Rostow yakni tahap konsumsi tinggi. Pada tahap ini
masyarakat hanya tinggal memikirkan kesehjahteraan saja, berbagai masalah
produksi dan distribusi dikesampingkan. Maka ini ditandai dengan adanya :
1. perluasan pengaruh atau kekuasaan ke
negara lain
2. upaya secara terencana bagi tercapainya
kesejahteraan masyarakat dengan mencukupi segala kebutuhan hidupnya.